Menikah

Monday 15 January 2018 Read Comment
-menikah cepat adalah hal yang tidak pernah masuk dalam daftar rencana jangka pendekku kala itu-


.....

Bertemu kembali denganmu adalah hal yang tidak pernah direncanakan, diinginkan, dan terjadi begitu saja. Berawal dari penawaranmu ingin membagi rasa oleh-oleh khas malang, di stasiun pondok cina lah kita bertemu siang itu. Hari-hari selanjutnya hanya berlanjut berbalut percakapan ringan dan (ku pikir) biasa saja. Tetapi, bulan-bulan setelahnya menjadi terasa tidak biasa. Ada perhatian yang tidak wajar, ku tangkap dari bahasamu. Tapi semua itu masih biasa saja. Sampai pada waktu di mana kamu mengatakan segala isi hati. Kamu itu bukan ahlinya dalam mengungkapkan rasa. Tapi aku sangat menghargai itu.

Semenjak itu.... hari-hari kami berjalan lebih berwarna. Banyak waktu dan tempat yang telah kami kunjungi berdua. Kamu selalu berusaha membuatku nyaman, aku sangat dapat melihat itu. Hingga pada malam 25 November 2016, kamu memantapkan diri berbicara kepada kedua orangtuaku untuk mengutarakan niatan baikmu. Pernyataanmu mendapatkan sambutan yang baik dari kedua orangtuaku. Kamu tau? pada malam itu aku terharu melihatmu begitu tegas, jelas, dan berani mengungkapkan segalanya. Semoga Allah SWT meridhoimu malam itu, doaku.

Masuk ke bulan berikutnya, desember 2016, melalui beberapa pencarian, kami pun bertemu dengan Wedding Organizer di wilayah Tangerang dan dengan beberapa masukan dari keinginan kedua orangtua, akhirnya kami memutuskan untuk DP gedung di daerah Palem Semi, Karawaci. Awalnya niat kami berdua ingin menyelenggarakan pernikahan di Maret 2018 dan kami pun memesan gedung itu untuk Maret 2018.

Gedung sudah dapat, selanjutnya kami sempat vakum beberapa saat karena kami berdua bingung menentukan skala prioritas. Beberapa kali kami konsultasi dengan WO karena pada awalnya kami berkomitmen untuk mengurus segala halnya berdua, dengan maksud agar tidak membebani dan merepotkan kedua orangtua.

Di awal tahun 2017 kami mulai bergerak.. mulai dari memikirkan konsep apa yang dipilih, beberapa kali test food alias numpang makan di nikahan orang-orang hehe beneran ini tuh berasa dapat voucher makan gratis cuma-cuma dari WO nya. Aku, yang pada dasarnya tidak terlalu suka makan, jadilah merasa mager tiap kali diundang WO untuk test food which is mesti pakai pakaian dan makeup ala tamu undangan (tanpa amplop) haha. Untungnya dia tipe yang semangat mencicip segala jenis makanan, jadi untuk urusan catering dan pemilihan menu, ku serahkan semua pada Masnya.

Di bulan-bulan berikutnya kami berdua mulai menemukan pencerahan. Pemilihan busana (beberapa kali mengunjungi sanggar berbeda. jauh-jauh wara-wiri jakarta eh ketemunya di tangerang juga), konsep pernikahan, makeup, seserahan, souvenir (dibantu orangtua masnya), kartu undangan (bolak-balik pasar tebet yang mana masnya sebenernya paling males kesana karena mesti siap macet dan repot cari parkir tapi untung dia sabar. terimakasih kepada para abang-abang jajanan yang telah meredam dan membahagiakan kami berdua di tengah hiruknya tebet), dan perintilan lain sebagainya.

Time flies so fast ternyata sudah mau memasuki momen lamaran. 20 Agustus 2017. Segala dekorasi dipersiapkan dengan bantuan papa mama. Papa dengan dibantu komando dari mama berhasil merangkai besi yang disulap menjadi backdrop lamaran. Tugasku tinggal beli bunga dan daun artifisial ke toko bunga plastik dengan ditemani adik. Di sini, aku berterimakasih kepada cuaca yang mendukung kala itu, sahabat-sahabat tercinta sekaligus menjadi tim support dalam menunjang make up dan dokumentasi. Acara berjalan khidmat dan lancar. Alhamdulillah.

Setelah lamaran, waktu dirasa semakin cepat. Segala hal penting seperti proses urus KUA dengan bantuan kedua orangtua kita, alhamdulillah berjalan dengan lancar. Kita berdua hanya punya waktu bertemu di akhir pekan. Dengan segala keterbatasan waktu dan mood, segalanya bisa diselesaikan dengan baik. Jarang sekali kita bertengkar. Dia yang begitu sabar dan antusias, membuat segalanya menjadi lebih mudah. Aku, seringkali merasa putus asa dan menyerah begitu saja, mohon maaf ya kalau waktu itu aku sering bilang mau mundur dan gamau jadi nikah. I love you, so deeply.

Kalau kami sedang bosan dengan rutinitas persiapan pernikahan, sesekali mencari hiburan randomly sekedar numpang tidur di bioskop, cari jajanan, atau ke luar kota demi kembali menyeimbangkan jiwa raga haha. Well, kami berdua alhamdulillah masih bisa sekedar menikmati jalanan, senja, malam, dan nyanyian dari radio. Terimakasih semesta kala itu.

Waktu terus berjalan hingga melalui beberapa pertimbangan, dia yang lagi-lagi berhasil 'merayu' agar dimajukan tanggal pernikahan, finally pernikahan kami maju 3 bulan lebih cepat. Kalau inget hal ini, rasanya mau uwek-uwek perut masnya. Dia memang pandai bernegosiasi. Jadilah kami di 10 Desember 2017. 2017 OMG bener-bener merusak rencana pernikahanku yang ku rasa 2018 itu sudah paling sangat amat cepat dari rencana menikahku di Tahun 2020. Hahaha.

Mari kita percepat waktu, tiba saatnya kami menikah. Sehari sebelumnya masing-masing dari kami begitu lelah dengan kegiatan pengajian di rumah masing-masing. Kami berdua kurang tidur. Apalagi masnya (itu semua terlihat dari hasil foto yang sebagian besar matanya merem). Ketahuilah, aku begitu nervous selama berada di ruang make up. Hanya bisa berdoa agar segalanya dilancarkan. Terutama selama prosesi akad.

Pas prosesi akad, Ya Allah Ya Tuhanku.... rasanya seperti saat itu sekeliling seolah berhenti bergerak. Berlebihan sih memang, tapi entah kenapa saat itu pertama kalinya aku tidak bisa mengendalikan rasa degdegan yang ga jelas kenapa tiba-tiba muncul pas pertama kali melangkahkan kaki ke tempat berlangsungnya akad. Pas duduk bukannya makin mereda malah makin jadi. Hahaha malu banget ga sih kalau ada yang ngeh perhatiin, ini pundak ga berenti-berenti naik turun. MasyaAllah, Allah memang luar biasa membuat suasana hati kala itu.

Masku sayang, aku benar meyakinimu adalah lelaki yang tepat untuk menjadi imamku. Perasaan itu muncul begitu saja ketika kamu dengan lantangnya menjawab ijab dengan mengucapkan qobul tanpa cela. Aku ini orang yang paling susah menangis (lebih kepada gengsi) tapi entah kenapa saat itu aku ga bisa berhenti apalagi waktu acara sungkeman mama papa eyang emih.

Setelah acara akad selesai, masuk ke rangkaian acara resepsi. Lucunya di ruang makeup, masih aja aku salting dicengin teteh makeup "ciee sekarang udah boleh seruangan ya, udah resmi sah" hehe ah syaaa aja si teteh. Alhamdulillah acara resepsi berjalan dengan baik (semoga memang baik untuk semua yang ada pada waktu itu) walaupun di tengah acara ternyata eyke haid cinnn. Dan ketika acara selesai, kita berdua langsung membelah diri, dalam artian, aku ga semobil sama orangtua, dia pun demikian, menuju tempat tinggal kami yang letaknya cuma beberapa langkah dari lokasi acara.

Teruntuk Masku, Muhammad Pandu Rizkhi Prasetyo....
Terimakasih dan maaf apabila saat itu dan jauh sebelumnya aku pernah menjadi sosok yang menyebalkan. Aku yang mudah menyerah dengan hubungan kita. Aku yang belum sepenuh hati jiwa raga mempercayaimu bahwa kamulah jodohku.
Setelah akad, dimulai sejak itu, bismillahirrohmaanirrohim. Insyaallah kamu lah benar yang aku butuhkan. Yang terbaik untukku. Menikah yang awalnya menjadi hal yang sangat aku takutkan, tetapi Insyaallah bersamamu, aku percaya ada surga yang perlahan terbangun karena engkau, begitu soleh dan lembut hatinya memperlakukanku begitu baik. Semoga Allah SWT selalu menjagamu untukku.


-Aamiin-

0 comments:

Post a Comment

 

© 2010 halaman kosongBlogger Template by dzignine