Ma..

Mama.

ada rindu yang terbendung di antara sekat hati, relung pikiran, lipatan mata terdalam

apa kau merasakan rindu yang sama? rindu yang teramat dalam hingga saya hilang daya untuk menahan air dari sepasang mata ini.

Mama.

hidup ini begitu getir untuk sekedar melangkahkan kaki begitu tegap.

maaf, saya sadar dengan segala kelemahan dan tidak mampu menyembunyikan betapa saya memang masih membutuhkanmu.

Mama.

bagaimana keadaanmu di rumah? masih sering batuk kah dirimu?

apa yang kau masak hari ini? boleh saya mencicipi walau sekedar aroma yang bergumul menari dari balik dapur?

Mama.

sering ketika saya sendiri, bahkan pun ketika begitu banyak sesuatu yang harus saya kerjakan, imajinasi akan wajahmu yang semakin menua terlintas di pikiran.

apa iya wajahmu secepat itu berubah?

Mama.

saya rindu masa kecil. saya lah sang anak kecil bertubuh gempal yang sedikitpun tidak pernah mau menginjakkan kaki ke tanah karena lebih menyukai berlindung digendonganmu atau pun papa.

tidak. saya tidak lagi mengingatnya..

kau yang menceritakan semua itu kepada saya detail per detail seakan baru tahun kemarin saya menjadi puteri kecilmu.

Mama.

tahun ini usia saya 21 tahun ma..

dan senaif itu saya belum siap untuk menjadi gadismu yang beranjak dewasa dan kelak akan menjadi sepertimu.

saya masih takut untuk menghadapi dunia seorang diri. ya, berdua dengan suami saya kelak.

saya takut kehilangan kau yang selalu menanti kehadiran saya di rumah, di sela liburan kuliah, ataupun papa yang selalu sedia mengantarkan saya ke mana saja saya butuh.

Mama.

saya masih ingin berkeluh kesah kepadamu layaknya seorang anak kecil.

saya masih ingin merengek kepadamu setiap kali saya mendapat masalah.

Mama.

saya rindu dan sepenuhnya masih ingin memilikimu tanpa batas. meminta cintamu untuk hanya dibagi kepada saya dan adik-adik.

saya belum mampu berdiri di atas kedua kaki sendiri.

saya belum bisa menjadi benar-benar dewasa.

maaf ma.. saya terlalu menyayangimu.